Musikalisasi Puisi: Pengertian, Manfaat, Cara, Metode dan Contohnya Lengkap

Posted on

Pengertian, Manfaat, Cara, Metode dan Contoh Materi Musikalisasi Puisi

Musikalisasi Puisi Adalah – Musikalisasi merupakan pembacaan puisi yang diiringi dengan pemberian titinada, atau tangga nada pada beberapa baris puisi sehingga puisi itu bisa dinyanyikan.

Pengertian musikalisasi puisi menurut para ahli :

Pengertian musikalisasi puisi menurut Lukman Hakim

adalah upaya dalam menonjolkan unsur musikal, sebagai sebuah karya sastra yang bentuknya puisi bisa lebih jelas dan lebih layak dipertontonkan di muka umum. Unsur musikalnya pun dapat menjadi jembatan bagi khalayak dalam berhubungan langsung dengan sajak.

Pengertian musikalisasi puisi menurut Dedi  S. Putra dalam Fredie

adalah sebuah ungkapan musikal, instrument, melodi, dan nyanyian ucapan. Yang dimana di dalamnya terdapat nuansa makna dengan kata yang eksplisit dan implisit. Penghayatan akan menjadikan sebuah puisi mendapat kemampuan yang ekstra, dalam berkomunikasi karena pencarian yang diciptakan.

Pengertian musikalisasi puisi menurut  Andrie S. Putra

adalah suatu bentuk ekspresi sastra dan puisi, yang melibatkan beberapa unsur seni seperti misalnya irama, bunyi, musik, gerak, dan tari.

Pengertian musikalisasi puisi menurut Antilan Purba

adalah mengubah puisi menjadi sebuah lagu.

Pengertian musikalisasi puisi menurut Brani Nasution

adalah memusikkan atau mengubah suatu citra puitis menjadi musikal dari sebuah puisi.

Pengertian musikalisasi puisi menurut Agus S. Sarjono

adalah mengubah musikalitas pada sebuah puisi agar lebih terasa, menjadi sebentuk musik yang enak didengar.

Pengerian musikalisasi puisi menurut Fikar W. Eda

adalah sebentuk ekspresi yang lain yang menggunakan unsur bunyi yang lebih kuat dalam mengekspresikan puisi. Jika selama ini puisi dibacakan dalam bentuk oral, maka musikalisasi adalah bentuk ekspresi yang lain yang disampaikan dengan menggunakan medium musik atau sebuah instrumen musikalisasi.

Pengertian musikalisasi puisi menurut Kamus Kata-kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia

adalah sesuatu hal yang menjadikan puisi menjadi hal yang sifatnya seperti musik.

Banyak juga syair lagu yang bentuk dan isinya berupa puisi. Yang dimana jika dibacakan dan dideklamasikan akan terasa sekali, bahwa di dalamnya terdapat makna yang dalam dan tajam dengan kata-kata penuh kias dan padat berisi.

Karya sastra yang berupa puisi dapat dinyanyikan seperti sebuah lagu, dengan menciptakan sebuah aransemen, pada sebuah puisi. Sekarang sudah banyak puisi terkenal karya sastrawan Indonesia, yang telah dimusikalisasikan atau dibuat menjadi sebuah lagu.

Cara Membuat Musikalisasi Puisi

Ada banyak jenis puisi yang dijadikan lagu. Atau tak sedikit juga lagu yang syairnya berasal dari sebuah puisi. Puisi bisa diekspresikan ke dalam bentuk lagu, yang disertai dengan iringan musik. Iringan musik ini tak harus memakai alat musik yang canggih, tetapi bisa dengan iringan alat musik yang sederhana saja seperti misalnya tepuk tangan, ketukan pada meja, alat alat-alat sederhana lainnya.

Cara mengekspresikan puisi dengan menggunakan musik atau lagu disebut dengan musikalisasi puisi. Aransemen lagu pada puisi tersebut dimusikalisasikan sesuai dengan tema atau pesan, yang terkandung di dalam puisi tersebut. diantara tema, isi dan pesan harus selaras dengan irama musiknya. Puisi dengan tema perjuangan dan penuh semangat, dapat dinyanyikan dengan irama mars. Sedangkan puisi yang khidmat dan khusyuk dapat dinyanyikan dengan irama yang slow. Beberapa hal berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam musikalisasi puisi :

  1. Penghayatan. Adalah pemahaman puisi yang akan dimusikalisasikan.
  2. Yang mencakup kejelasan suara, jeda, kelancaran dan juga ketahanan.
  3. Penampilan. Menggunakan gerakan yang tak wajar, tidak dibuat-buat, namun tetap sesuai dengan penghayatan pada isi puisi yang dibawakan.
Baca Juga :  30 Contoh Pertanyaan Wawancara Kerja Dan Jawabannya Lengkap

Metode Musikalisasi Puisi

Tentunya tak semua guru Bahasa Indonesia bisa menerapkan metode ini, karena tidak semua guru Bahasa Indonesia bisa menyanyi atau mengajarkan menyanyai pada para siswa. Cara yang paling mudah adalah dengan mendengarkan hasil rekaman, yang isinya adalah beberapa puisi yang sesuai untuk diajarkan di suatu jenjang pendidikan tertentu. Misalnya puisi karya Taufiq Ismail dan Wing Kardjo, yang sesuai dengan usia SMP dan SMA dengan pertimbangan bahwa puisi itu mudah untuk dipahami lagi maknanya. Hasil rekaman yang sudah berbentuk kaset biasanya sudah lebih lama dikenal banyak orang.

Cara yang kedua adalah dengan melibatkan setiap guru kesenian yang akan mengajarkan bagaimana membaca notasi dan bagaimana melagukannya. Tahap pemaknaan ini akan dilakukan oleh guru tersebut. pada puisi Cintaku Jauh Di Pulau atau Aku (Semangat) karya Chairil Anwar, telah diubah ke dalam bentuk lagu oleh FX. Soetopo dan RAJ. Soedjasmin. Kedua puisi tersebut akan diajarkan sesuai dengan pelajaran anak SMA.

Dalam mendukung penerapan teknik musikalisasi puisi, tentu perlu sedikit penguasaan unsur musik pada umumnya. Unsur musik ini antara lain nada, melodi, irama, harmoni, dan unsur pendukung lainnya seperti ekspresi, dinamika, dan bentuk lagu. Berikut penjelasannya :

Nada

Adalah bagian terkecil dari sebuah lagu. Yang dalam pengertian musiknya, nada adalah sebuah suara yang memiliki getaran tertentu dengan ketinggian tertentu. Nada yang ada pada tangga nada diatonis memiliki jarak interval tertentu. Di dalam kegiatan musikalisasi puisi nada adalah unsur yang paling dasar.

Melodi

Nada-nada akan memiliki makna jika disusun dengan cara horizontal, dengan beberapa lompatan interval tertentu. Nada yang disusun secara horizontal dengan lompatan interval tertentu dinamakan melodi. Melodi itulah yang kemudian menjadi sebuah kalimat lagu yang terdiri dari beberapa frase dan tema tertentu. Deretan melodi ini kemudian diubah menjadi sebuah lagu.

Irama

Irama akan menentukan bagaimana bentuk sebuah lagu. Irama dalam musikalisasi puisi adalah hal yang penting. Karena irama akan memberi jiwa dan puisi yang kini diapresiasi. Puisi yang bersemangat seperti puisi Aku-Chairil Anwar akan lebih bermakna, jika menggunakan birama 4/4 dengan tempo yang sedang. Lalu dibuat perubahan tempo accelerando (dipercepat) dan rittardando (diperlambat). Birama atau sukat adalah (angka pecahan : 2/4, ¾, 4/4, 6/8, 9/8). Yang menjadi petunjuk pada sebuah jiwa di dalam lagu. Puisi baladis seperti milik Ebiet G Ade, kebanyakan menggunakan birama 4/4. Walaupun birama ¾ kebanyakan digunakan pada lagu-lagu walz. Tetapi ternyata menjadi lebih serasi dengan puisi yang religius dengan orkestrasi versi lagu Bimbo.

Tangga nada

Penggunaan tangga nada akan berpengaruh besar pada penjiwaan sebuah puisi. Di dalam musik tangga nada terdapat nada diatonis yang terdiri dari 7 nada pokok dan 5 nada sisipan. Yang menjadi tangga nada yang banyak digunakan dalam sebuah musikalisasi puisi.

Untuk tangga nada pentatonic, biasanya akan lebih banyak digunakan dalam seni musik tradisional seperti misalnya karawitan. Penggunaan tangga nada minor akan digunakan untuk beberapa puisi atau lagu yang berjiwa melankolis, sendu, sedih, duka, dan pesimistis. Untuk sajak “Cintaku Jauh Di Pulau”-nya Chairil Anwar akan cocok dengan tangga nada minor. Sedangkan untuk “Semangat”-nya Chairil Anwar, akan lebih gagah dengan menerapkan tangga nada mayor. Yang lebih dekat dengan iwa optimis, gagah, berani, riang, dan gembira.

Baca Juga :  Kumpulan Ucapan Belasungkawa Islami, Terbaik, Singkat, Sopan, Bijak Lengkap

Beberapa lagu yang menggunakan tangga nada mayor kebanyakan adalah jenis lagu yang bersemangat, optimistis, dan riang. Sedangkan tangga nada minor lebih banyak digunakan pada jenis lagu yang liriknya digunakan untuk hal yang melankolis, pesimistis, duka dan lara. Di dalam seni musik, tangga nada mayor dan minor terkadang digunakan di dalam satu lagu. Misalnya lagu “Sepasang Mata Bola” karya Ismail Marzuki adalah contoh lagu yang menggunakan tangga nada minor.

Awalnya lagu itu menggunakan tangga nada minor yang sesuai dengan lirik pada baik 1 dan 2, lalu di bagian refrain menggunakan tangga nada mayor. Tanda nada pentatonic banyak digunakan dalam seni musik tradisional. Tetapi tangga nada ini juga sering mewarnai penggunaan tangga nada diatonis minor, khususnya laras pelog yang memang bisa disejajarkan dengan tangga nada diatonis.

Tempo

Tempo akan menentukan sebuah karakter dalam lagu. Pada umumnya tempo adalah sesuatu yang berhubungan dengan cepat atau lambatnya sebuah lagu saat dinyanyikan. Di dalam sebuah permainan musik, tempo dinyatakan dengan tanda yang menjadi rambu yang harus ditepati saat menyanyikan sebuah lagu.

Pengelompokan tempo ini terdiri dari tempo cepat, tempo sedang, tempo lambat, dan perubahannya. Kecepatan suatu lagu diukur dengan sebuah alat pengukur yang disebut dengan Metronome buatan Maelzel. Metronome ini akan menjadikan petunjuk seberapa cepat atau lambatnya sebuah lagu dinyanyikan.

Contoh Musikalisasi Puisi :

Tempo lambat :

Lento = lambat

Adagio = lambat sedang

Largo = lambat sekali

 

Tempo sedang :

Andante = seperti orang berjalan

Moderato = sedang

 

Tempo cepat :

Allegro = cepat

Allegretto = agak cepat

Presto = sangat cepat

 

Tempo perubahan :

Rittenuto (ritt) = dipercepat

Accelerando (accel) = diperlambat

A tempo (tempo primo) = kembali ke tempo semula

 

Dinamik

Terkadang suatu lagu dinyanyikan dengan sangat lembut di awal, lalu berangsur-angsur menjadi keras, atau mendadak keras. Lalu kembali melembut di bagian tertentu. Lalu mengeras lagi dan melembut di bagian akhir. Perubahan pada keras atau lembutnya ini akan memberi nuansa penjiwaan dalam sebuah lagu yang disajikan. Di dalam sebuah musik, keras atau lembutnya sebuah lagu ditandai dengan rambu dinamik. Untuk tanda-tandanya disebut sebagai tanda dinamik, yang berupa istilah atau tanda. Rambu dinamik ini akan ditulis di beberapa bagian lagu, yang memerlukan perubahan keras ke lembut. Dinamik dibagi menjadi 2 bagian berikut ini :

Tanda dinamik keras

f = forte, berarti keras

ff = fortissimo, berarti sangat keras

fff = fortissimo assai, berarti sekeras-kerasnya

mf = mezzoforte, setengah keras.

Keterangan : batas antara forte dan fortissimo, serta fortissimo assai relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan alat.

 

Tanda dinamik lembut

p = piano, berarti lembut

pp = pianissimo, berarti sangat lembut

ppp = pianissimo possible, berarti selembut-lembutnya

mp = mezzopiano, setengah lembut.

Keterangan : batas antara piano dan pianissimo, serta pianissimo possible relatif kecil, karena di dalam musik vocal batas dinamik tersebut tidak dapat diukur dengan alat.

 

Perubahan dinamik

Perubahan dinamik biasanya dibimbing dengan menggunakan tanda, atau istilah di bagian lagu yang memerlukan suatu perubahan. Tanda-tanda itu diantaranya yaitu :

< : crescendo, berarti menjadi keras

> : decrescendo, berarti menjadi lembut

<> : meza di voce, berarti menjadi keras kemudian kembali menjadi lembut dalam satu frase

 

Ekspresi

Ekspresi juga merupakan bagian penting dalam musikalisasi, khususnya dalam menyajikan sebuah lagu. Keberhasilan dalam menerjemahkan karya seni musik, menjadi tantangan yang sangat besar bagi seorang penyanyi saat membawakan sebuah lagu. Di dalam lembaran musik, ekspresi timbul secara alamiah pada seorang penyanyi secara internal. Atau dapat dituntun menggunakan sebuah tanda yang berupa istilah ungkapan di dalam bahasa asing. Istilah ekspresi tersebut ditulis di bagian awal lagu, dengan tanda birama. Kadang juga ditulis di bagian tengah lagu, yang membutuhkan perubahan ekspresi.

Baca Juga :  Pengertian Verba Material dan Verba Tingkah Laku Lengkap

Harmoni

Harmoni akan sangat dibutuhkan dalam sebuah lagu saat musikalisasi puisi telah sampai di tahap orkestrasi, yang melibatkan unsur instrumen musik iringan. Di dalam tahap ini peran iringan adalah sebagai yang memadukan unsur-unsur yang ada seperti melodi, ritme, tempo, dinamik, dan ekspresi lagu. Harmoni juga selalu dikaitkan dengan keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antara unsur yang satu dengan yang lainnya. Dalam musik pengertian harmoni adalah keselarasan yang ada diantara unsur musik yang ada. Di dalam seni musik karawitan jawa, harmoni juga sering dihubungkan dengan istilah nges. Yang artinya rasa musikal yang memadukan antar unsur, sedangkan di musik secara umum istilah tersebut diartikan sebagai keterpaduan antara nada yang satu dengan nada yang lainnya.

Pengertian praktis dan sederhananya, harmoni di dalam musik diatonis adalah dua nada atau lebih, yang terdapat pada tangga nada diatonis yang dibunyikan secara bersamaan. Yang kemudian menghasilkan suatu perpaduan nada yang harmonis. Perkembangan selanjutnya adalah gabungan dari beberapa nada itu dikelompokkan menjadi beberapa tingkatan akor atau harmoni. Yang nantinya akan sangat memberi dukungan pada penyajian sebuah lagu.

Di dalam praktis penyajian musikalisasi puisi peran harmoni ini ditumpukan pada instrumen yang harmonis. Seperti misalnya gitar (jenis yang paling ringan). Gitar adalah alat yang paling sederhana dan relatif mudah, dalam membentuk sebuah harmoni di dalam musikalisasi puisi. Di tingkat yang lebih sulit dan relatif mahal, peran gitar akan digantikan oleh piano, harpa, atau ansambel, bahkan orkes besar seperti simponi. Rambu yang terdapat pada tulisan musik atau partitur, sudah ditulis oleh penyusun komposisi. Tetapi di dalam musikalisasi puisi rambut itu tentunya bukan harga mati. Artinya si pelaku musikalisasi puisi tersebut, bisa membuat variasi hiasan atau ornamentasi musikal selama masih dalam batas yang wajar dan enak dinikmati dari segi audio.

Penggunaan harmoni manual pada piano untuk musikalisasi puisi, sering didengarkan di penyajian lagu seriosa Indonesia seperti misalnya festival pemilihan bintang radio dan televisi di tahun 1980an. Sedangkan musisi seperti Bimbo, Ulli Siregar, Ebiet G Ade, banyak menggunakan gitar dan juga orkestrasi.

Bentuk lagu

Yang dimaksud dengan bentuk lagu adalah komposisi lagu secara tertulis dan juga tekstual. Bentuk lagu itu tergantung pada tipografi lirik yang diikuti. Kalimat lagu akan disesuaikan dengan struktur pembaitan puisi yang dimusikkan. Puisi lama seperti misalnya pantun, seloka, dan gurindam yang memiliki struktur pembaitan baku biasanya lebih mudah dibentuk menjadi kalimat lagu. Tetapi bukan berarti puisi baru dengan tipografi yang pembaitannya tidak jelas bisa dibuat menjadi lagu. Puisi karya Sutardji Calzoum Bacri, bisa dibuat dengan komposisi musik.

Pada sajak “ Pahlawan Tak Dikenal “ karya Toto Sudarto Bachtiar, pembaitannya cukup membantu dalam pembuatannya menjadi lagu. Struktur kalimat lagu akan lebih mudah dibuat pola. Sedangkan sajak “ Semangat” yang lalu diubah menjadi “ Aku “ oleh pengarangnya yaitu Chairil Anwar, sulit dibuat pola dalam pembaitan musiknya. Namun R.A.J.Soedjasmin, sebagai penggubah lagu dari sajak tersebut sudah membuatnya dengan rapi dan manis. Dalam penyusunan kalimatnya. Sehingga sajak itu akan menjadi lebih bermakna, saat dinyanyikan.

Demikian pembahasan lengkap mengenai musikalisasi puisi yang bisa menambah wawasan anda. Semoga memberi manfaat.

Baca Juga :