Lempar Lembing : Pengertian, Lapangan, Teknik, Sejarah, Dan Materinya Lengkap

Posted on

Lempar Lembing : Pengertian, Lapangan, Teknik, Sejarah, Dan Materinya Lengkap

Lempar Lembing – Secara sederhana lempar lembing adalah suatu akitivitas yang dilakukan oleh manusia, dalam melempar sebuah benda yaitu tongkat panjang dengan ujung runcing, yang disebut dengan tombak.

Dalam konteks olahraga lempar lembing adalah salah satu nomor dalam atletik melempar, yang dimana seorang atlet menunjukkan kemampuannya dalam melempar seluruh lembing dengan gaya dan teknik tertentu. Dengan mengikuti semua aturan di dalam pertandingan tersebut dalam memperoleh jarak lempar paling jauh.

Materi Lempar Lembing

Materi dasar dalam lempar lembing mencakup beberapa pengertian umum, seperti sejarah lempar lembing yang dimulai dari sebelum menjadi jenis olahraga yang dilombakan. Sampai kini menjadi ajang perlombaan internasional.

Terdapat teknik dasar dan teknik umum di dalam materi tersebut, materi peralatan dan lapangannya yang juga dibutuhkan di dalam lempar lembing serta ukuran dan peraturan dalam permainannya.

Gaya Lempar Lembing

1. Gaya lempar lembing Amerika

Sesuai dengan namanya gaya ini berasal dari Amerika, yang diperkenalkan secara spesifik oleh atlet lempar lembing yang berasal dari Amerika. Yang kemudian gaya ini diadaptasi oleh seluruh dunia. Di gaya ini posisi jari dalam memegang lembing adalah, dengan jari telunjuk dan jempol dengan menggenggam di batas tali bagian belakang. Tiga jari yang berikutnya akan menggenggam pegangan tapi tidak terlalu kuat, atau dengan lebih renggang. Fungsinya hanya sebagai penjaga keseimbangan lembing, saat dibawa berlari di saat awalan.

2. Gaya lempar lembing Finlandia

Gaya ini juga diperkenalkan oleh atlet yang berasal dari Finlandia, yang gayanya hampir mirip dengan gaya Amerika. Yaitu jari jempol dan tengah tugasnya adalah menggenggam pegangan lembing yang paling belakang. Sedangkan jari telunjuk lurus menahan lembing, dan jari sisanya hanya menggenggam dengan longgar pada pegangan lembing bagian depan.

Gaya ini lebih mudah dipraktikan oleh pemula, karena keseimbangan pada lembing dijaga oleh jari telunjuk pada posisi lurus. Sementara jari kelingking dan jari manis pada posisi menggenggam dengan longgar.

3. Gaya lempar lembing penjepit atau tang

Gaya ini tidak diketahui dari mana, tetapi gaya penjepit ini juga sering digunakan oleh para atlet dalam memegang lembing. Posisi tangan pada gaya ini yaitu jari telunjuk dan tengah menjepit pegangan di paling belakang lembing. Jari jempol, jari manis dan telunjuk menggenggam lembing dengan longgar di pegangan sisanya. Gaya ini terbilang stabil dan mudah dipraktikan oleh para pemula.

Gaya lainnya dalam lempar lembing yaitu gaya dalam memulai awalan, sampai melakukan lemparan. Gaya ini fokus pada langkah kaki dengan dua jenis, yaitu :

1. Hot Step atau gaya berjingkat

Teknik yang dimulai dengan melangkahkan kaki dengan cara berjingkat, mulai dari kecepatan yang sedang sampai yang tinggi. Gaya ini juga berdampingan dengan gaya memegang lembing dengan cara Finlandia dan tang, yang dimana posisi lembing ada di atas bahu. Baik yang dibawa sejajar dengan bahu saat awalan, atau saat di posisi atas lurus ke depan.

Gaya ini biasanya digunakan untuk menciptakan gaya dorong di seluruh bagian tubuh, ke arah depan. Yang dipusatkan di lengan si pembawa lembing. Ketika melempar karena saking kuatnya daya dorong yang diciptakan, maka tubuh akan melompat dan jatuh ke bagian depan setelah lembing tersebut terlempar.

Baca Juga :  Bulu Tangkis : Sejarah, Teknik, Lapangan, Sarana Dan Prasarana Lengkap

Secara teori gaya yang satu ini akan menghasilkan lemparan ke arah tengah lapangan, atau kurang lebih lurus dengan posisi pelempar.

2. Cross step atau gaya menyilang

Gaya cross step atau menyilang akan terlihat saat atlet sampai di 2-3 langkah terakhir sebelum ia melempar. Silangan kaki dihasilkan dari putaran badan sejak akan melempar sampai mulai melempar. Karena badan akan berputar dari arah kanan dan kiri, sama halnya dengan posisi kaki sehingga terlihat menyilang.

Gaya ini bersanding dengan gaya memegang lembing Amerika, yang cenderung mengarahkan ujung tombak ke bagian atas dengan sudut 45 derajat. Awalan yang digunakan adalah dengan lari biasa yang kecepatannya sedang, menuju ke kecepatan tinggi.

Silangan kaki dan badan yang bersamaan dengan lengan yang melempar akan menghasilkan daya lempar yang kuat, dengan arah yang lebih cenderung menyamping atau tidak terlalu ke tengah. Beda dengan gaya hot step, pada gaya cross step tubuh atlet akan jatuh ke depan sesuai dengan saat melemparkan lembing. Bila tubuh jatuh, maka tubuh akan jatuh ke samping mengikuti arah putaran putaran tubuh dan silangan kaki.

Teknik Dasar Lempar Lembing 

1. Cara memegang lembing

Ada tiga gaya dalam memegang lembing, yaitu gaya Amerika, Finlandia dan penjepit tang. Atlet akan memilih salah satu dari gaya tersebut. setelahnya barulah atlet melakukan awalan.

2. Cara memulai awalan

Hal-hal yang harus diperhatikan saat awalan adalah posisi tubuh ketika bersiap, dengan posisi kepala dan mata ketika berlari. Posisi lengan ketika sedang membawa lembing dan gaya saat melempar dan melangkah.

3. Cara melempar

Sebelum mulai melempar maka posisi lembing akan ditarik ke samping kanan dan belakang. Kemudian dilempar dengan kuat ke arah depan. Pastikan bahwa ujung lembing telah mengarah ke depan-atas dengan sudut 45 derajat.

Usahakan juga seluruh tubuh ketika sedang melempar tidak kaku, tetapi harus mengalir mengikuti efek lemparan. Dengan demikian seluruh tubuh akan ikut melepaskan energi lemparan, dan bukan sebaliknya yaitu menghambat pelempar. 

Teknik Lempar Lembing

Awalan

Posisi tubuh di awal mula persiapan harus tegak lurus, tangan kanan memegang lembing di posisi horizontal di atas pundak. Sehingga siku lengan pembawa lembing tertekuk. Kemudian bernafas dengan rileks dan dalam, kepala tegak lurus dengan pandangan mata ke depan sejauh mungkin.

Setelah siap dan mendengar aba-aba dari wasit, kaki mulai berlari dengan sedikit berjingkat untuk menegaskan gaya tersebut. lalu disusul dengan lari dengan kecepatan normal menuju ke kecapatan tinggi, sambil masih memertahankan posisi lengan dalam membawa lembing.

Di enam langkah terakhir, gerakan kaki akan kembali berjingkat dan bersiap untuk melakukan lemparan.

Melempar

Di empat langkah terakhir, lembing akan ditarik ke belakang dan menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat. Tatapan mata fokus ke titik lempar terjauh. Energi fokus pada melempar dan langkah ke tiga sebelum terakhir, kaki kanan berjingkat dan badan sedikit terangkat. Kaki kiri menjadi tumpuan jatuh, lalu kaki kanan sedikit menekuk ke bagian bawah. Setelah itu langsung melakukan tolakan ke bagian depan sambil melemparkan lembing.

Setelah Melempar

Terkadang tolakan yang besar dan lemparan yang kuat ke arah depan, akan membuat seluruh tubuh juga ke depan. Sehingga lemparan ini tak jarang membuat atlet jatuh ke depan, karena menahan tubuh yang mengarah ke depan justru akan menghambat lembaran.

Maka posisi kepala tidak boleh menunduk sedikit pun, walaupun telah melempar lembing. Karena bila kepala menunduk dan tubuh jatuh ke depan, wajah dikhawatirkan cedera karena terbentur dengan tanah. Bila tubuh jatuh usahakan jatuh pada tumpuan dan dan kedua tangan secara bersamaan.

Sejarah Lempar Lembing

Lempar lembing atau tombak adalah salah satu aktivitas keterampilan sehari-hari, yang dimiliki oleh manusia sejak zaman purba. Yang dimana manusia masih hidup dengan cara berburu. Lembing adalah salah satu alat berburu yang sederhana dan efisien, sehingga alat tersebut disinyalir dengan alat pertama dalam berburu. Selain dengan cara menangkap tanpa alat, melempar dengan batu dan benda lainnya.

Baca Juga :  Jalan Dan Lari - Pengertian beserta Perbedaanya Lengkap

Keberadaan lembing ini menunjukkan adanya kemajuan dalam proses berpikir pada manusia purba. Yaitu mereka akan mulai menciptakan alat yang berguna untuk bertahan hidup. Selain terdapat alat lainnya yaitu kapak perimbas, pisau atau batu dengan permukaan samping yang tajam, serta pentungan atau pemukul.

Aktivitas melempar lembing ini cukup tahan lama walaupun manusia sudah berkembang, dan sudah mengenal logam dalam membuat berbagai macam senjata yang canggih seperti misalnya pedang, panah, rantai dan lain sebagainya.

Tombak atau lembing ini bukan hanya sebagai senjata yang dapat dilemparkan sampai kena pada sasaran, alat ini juga bisa digunakan sebagai senjata dengan jangkauan yang lebih panjang bila dibandingkan dengan pedang.

Tak heran jika sejak zaman purba sampai era logam, manusia berlatih untuk dapat melempar lembing atau tombak. Hal ini memang perlu latihan. Olahraga lempar lembing bermula dari sebuah aktivitas lempar lembing di zaman dahulu.

Bagaimanapun juga lempar lembing dapat mengenai sasaran pada jarak yang jauh, yang menjadi suatu hal yang mengagumkan. Hal itu menjadi hal yang menarik untuk dilihat. Pada mulanya orang hanya berlatih lalu kemudian berlomba untuk menunjukkan kebolehannya, sampai akhirnya aktivitas ini menjadi ajang perlombaan tersendiri yang diadakan sejak zaman dahulu.

Di awal peradaban tinggi yaitu peradaban Yunani Kuno lempar lembing ini dilombakan oleh Olimpiade Kuno, yaitu pada tahun 776 SM. Tetapi belum diketahui dengan pasti tentang peraturan dan segala macam mengenai pertandingan lempar lembing, yang saat itu dibandingkan dengan lempar lembing saat ini.

Yang jelas pertandingan atau perlombaan lempar lembing di masa lalu bukan hanya mengejar poin sebagai pelempar dengan lemparan paling jauh, karena ada pula perlombaan lempar lembing dengan target tertentu sebagaimana pertandingan dalam memanah.

Di waktu itu idealnya lempar lembing adalah dapat melempar dengan jarak jauh, sekaligus juga dapat mengenai pada sasaran. Achiiles adalah Prajurit Sparta yang menjadi pelempar lembing yang tak terkalahkan saat itu, karena bukan hanya kepiawaiannya dalam pertandingan. Tetapi juga di dalam medan perang.

Lempar lembing mulai masuk ke dalam cabang atletik olimpiade modern, di tahun 1908 dan hanya diikuti oleh atlet laki-laki saja. Peraturannya sederhana yaitu atlet melempar tongkat panjang dengan ujung yang runcing, yang disebut sebagai lembing di batas lemparan yang disediakan untuk mencapai jarak lempar paling jauh.

Kemenangan akan diperoleh bila sang atlet mampu melempar dengan jarak paling jauh, diantara peserta lainnya. Di tahun olimpiade 1932 olahraga lempar lembing akhirnya diperuntukan oleh perempuan, dan menggunakan lembing yang berbeda dengan laki-laki. Sejak itulah olahraga lempar lembing dibuka oleh dua kelas, yaitu laki-laki dan perempuan. 

Alat Lempar Lembing

Peralatan yang diperlukan oleh seorang atlet lempar lembing adalah lembing, serbuk untuk tangan supaya tidak basah karena keringat, sehingga nyaman dalam melempar. Dan pakaian yang digunakan saat melempar dan juga sepatu.

Lembing di dalam lempar lembing ini bukan sembarang lembing, tetapi lembing dengan tiga bagian khusus yaitu tongkat yang terbuat dari metal ringan yang dahulu merupakan kayu. Lalu mata yang terbuat dari logam, yang ujungnya runcing. Serta tali yang dililitkan pada lembing sebagai pegangan. Lembing tersebut dibuat sedemikian rupa, dengan standar yang telah ditetapkan.

Ukuran Lempar Lembing

Lembing yang digunakan di dalam pertandingan lempar lembing, memiliki standar internasional yang dimana lembing untuk atlet putra dan atlet putri berbeda. Lembing untuk atlet putra panjangnya sekitar 2,60 meter-2,70 meter dan beratnya 800 gram. Sedangkan lembing untuk atlet putri ukuran panjangnya 2,20 meter-2,30 meter dan beratnya hanya 600 gram.

Peraturan Di Dalam Lempar Lembing

Di dalam pertandingan dengan skala internasional seperti misalnya olimpiade, lembing disediakan oleh panitia penyelenggara. dan semuanya sudah digunakan untuk diperiksa sedemikian rupa, sehingga masing-masing 99% identik satu dengan yang lainnya berdasarkan kelasnya.

Untuk pertandingan yang berskala kecil seperti misalnya pertandingan lokal atau daerah, atlet boleh membawa lembing sendiri asal harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh panitia. Saat di dalam pertandingan atlet lempar lembing hanya boleh menggunakan awalan, sehingga melempar di tempat yang sudah disediakan.

Baca Juga :  Permainan Bola Voli – Pengertian, Peraturan, Dan Teknik Dasar Bola Voli Lengkap

Melempar dengan melebihi batas tertentu adalah lemparan yang tidak sah. Pendaratan lembing ini juga akan dinyatakan sah, dan bisa dinilai jika bagian lembing yang jatuh lebih dulu adalah mata lembing di area yang disediakan. Dengan posisi yang menancap ke tanah atau hanya menggores pada tanah saja.

Ketika awalan lembing tak boleh menyentuh tanah, karena hal ini akan dinyatakan sebagai diskualifikasi yang setara jika atlet telah melempar di luar area yang sudah disediakan. Contohnya yang melebihi batas awalan.

Semua atlet akan bertanding untuk mendapat jarak terjauh, dari lembing yang telah melempar. Masing-masing atlet hanya memiliki satu kali kesempatan dalam melempar lembing.

Lapangan Lempar Lembing

Ada tiga bagian dalam lapangan lempar lembing yaitu awalan, sudut lemparan dan sektor lemparan lembing. Diantaranya yaitu :

  1. Jalur awalan adalah trak dengan panjang minimal 30 M dan maksimal 36,5 M. ukuran jalur ini memiliki lebar 4 M.
  2. Area sudut adalah area untuk melemparkan lembing sesudah berlari di trak awalan. Dari poros tengah yang menuju ke pojok busur, sudut yang terbentuk adalah 30 derajat. Sudut ini adalah petunjuk garis batas luar kanan dan kiri, pada sektor lemparan. Jarak diantara titik A atau titik ancang-ancang untuk melempar, hanya sekitar 8 M dari bibir busur. Yaitu garis akhir yang tidak boleh dilewati oleh atlet ketika melempar. Tetapi boleh disentuh bila telah melempar, misalnya saat menjatuhkan tubuh.
  3. Sektor lemparan adalah lapangan yang bentuknya kerucut dengan sudut yang telah ditetapkan di area sudut. Panjang lapangan pendaratan ini minimal 100 M karena sejauh ini belum ada atlet yang dapat melempar lembih sejauh 100 M.

Atletik Lempar Lembing

Lempar lembing menjadi salah satu cabang atletik yang berdiri sejak tahu 1908. Yang juga terdaftar dalam IAAF atau International Amateur Athletic Federation. Pertandingan ini juga tak pernah absen di dalam olimpiade modern. Yang dari masa ke masa teknik dan rekos ini terus berkembang.

Salah satu atlet lempar lembing terbaik di dunia yang belum terpatahkan rekornya sampai kini yaitu  Jan Železný. Yang menjadi satu-satunya pelempar lembing terjauh yang mencapai 98,48 M. ia juga memenangkan medali emas di olimpiade tahun  1992, 1996, dan 2000. Setelah tahun 2006 ia pun pensiun dan menjadi ispirasi bagi setiap atlet lempar lembing.

Johanes Vetter juga menjadi atlet lempar lembing nomor dua yang dapat melemparkan lembing dengan jarak yang cukup fantastis yaitu 94,44 meter pada tahun 2017. Thomas Rohler adalah atlet ketiga yang dapat melemparkan lembing sejauh 93,90 M. kini ketiga nama itu telah menjadi legenda di dunia lempar lembing.

Faktor Penentu Prestasi Di Dalam Lempar Lembing

Untuk menjadi atlet lempar lembing tentu butuh waktu yang lama dan berlatih secara terus menerus. Bahkan atlet yang hebat pun akan terus berlatih dengan rutin agar tubuhnya luwes, dan tetap mahir dalam melakukan sebuah lemparan.

Berikut beberapa faktor penentu dalam lempar lembing :

1. Cuaca dan Angin

Lembing yang terlempar dengan ketinggian tertentu akhirnya akan bergesekan dengan angin. Hembusan anginnya sedikit banyak akan mengubah sudut hasil lemparan, yang sekaligus dapat mengurangi atau menambah kecepatan lembing yang berpengaruh pada jarak yang dihasilkan. Sehingga cuaca dan angin menjadi faktor yang penting dalam skor melempar lembing.

2. Dukungan dari tim dan suporter

Dukungan serta sorak sorai dari penonton menjadi energi yang secara tak langsung akan terserap oleh atlet dan dapat memengaruhi semangatnya. Semakin besar energi yang disalurkan oleh suporter maka semakin besar juga energi atlet untuk tampil di gelanggang permainan.

3. Stamina, kesehatan fisik dan psikis

Stamina, kesehatan dan psikis juga menjadi faktor penting yang menentukan performa saat pertandingan. Sebaiknya selama musim pertandingan berlangsung, atlet harus terus menjaga kesehatan tubuh, pikiran, dan perasaannya agar tampil dengan baik.

Demikian pembahasan mengenai lempar lembing yang lengkap, semoga menambah wawasan dan bermanfaat.

Baca Juga :